Pages

Kamis, 19 April 2012

Gelombang Radio dapat Menguraikan Air ???

Pepatah lama yang mengatakan bahwa air adalah lawannya api mungkin sudah tidak relevan lagi digunakan pada jaman modern sekarang. Hal ini secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang peneliti dari USA yang bernama John Kanizius.
Dalam tulisannya yang berjudul “Observations of polarised RF radiation catalysis of dissociation of H2O-NaCl solutions”, Kanizius mengatakan bahwa, larutan garam (H2O-NaCl dengan konsentrasi 1 – 30%) akan menghasilkan gas hidrogen dan oksigen yang dapat menimbulkan nyala api, ketika dikenai gelombang radio sebesar 13,56 MHz pada suhu kamar. Gambar muka adalah nyala api yang ditimbulkan oleh larutan 0.3% NaCl.

Temuan spektekuler ini sempat menjadi kontroversi di kalangan ilmuan USA karena isu ini berkembang secara meluas sebagai teknik yang cukup efisien untuk memecah air menjadi komponen-komponennya. Dengan kata lain, teknik ini cukup efisien untuk memecah air menjadi hidrogen yang kemudian bisa digunakan sebagai energi alternatif pengganti fossil fuel. Untuk membuktikan hasil penemuannya, Kanizius kemudian diminta memverifikasi hasil temuannya tersebut oleh salah satu Profesor dari Penn State University, Prof. Rustum Roy. Hasil verifikasi yang mereka lakukan adalah bahwa ternyata benar bahwa gelombang radio dengan keberadaan garam NaCl dapat menyebabkan pemecahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Dia menyimpulkan bahwa campuran gas hidrogen dan oksigen dari air serta udara sekitar lah yang menyebabkan terciptanya nyala api. Namun, dari hasil verifikasi tersebut, John Kanzius juga tidak pernah mengklaim bahwa penemuannya adalah proses yang efisien secara energi untuk memecah air. Serta memastikan bahwa ini merupakan suatu fenomena baru.

Dibuktikan bahwa tinggi nyala api yang dihasilkan bekisar antara 4-5 inci pada larutan dengan konsentrasi NaCl yang cukup tinggi. Hal ini terjadi secara spontan setelah gelombang radio diaplikasikan kepada sistem. Namun sebaliknya, apabila gelombang radio dipadamkan, nyala api akan padam pula. Kanizius mengatakan bahwa kunci dari fenomena ini adalah penggunaan radiasi elektromagnetik lemah untuk mendisosiasi air menjadi hidrogen dan oksigen. Selain itu, spektral raman dari larutan garam menunjukkan bahwa adanya perubahan struktural pada struktur air yang terjadi sebelum dan sesudah pembakaran dilakukan.

Sumber:
Observations of polarised RF radiation catalysis of dissociation of H2O-NaCl solutions
Authors: Roy, R.; Rao, M.L.; Kanzius, J.
Source: Materials Research Innovations, Volume 12, Number 1, March 2008 , pp. 3-6(4)
Publisher: Maney Publishing

Minggu, 25 Maret 2012

Mengapa Kelelawar Terbang Malam Tanpa Menabrak

Dalam suatu penelitian ilmiah, seekor kelelawar dilepaskan dalam suatu ruang gelap yang telah dipasangi bberapa kawat dengan jarak antarkawat cukup dekat. Rekaman film menunjukkan bahwa kelelawar dapat terbang melalui sela-sela kawat tanpa menabrak kawat. Penglihatan kelelawar tidaklah istimewa. Jika kelelawar terbang malam dengan mengandalkan penglihatannya, maka ia akan menabrak dinding sama seringnya seperti kita. 

Kelelawar suka menangkap serangga pada malam

Selasa, 20 Maret 2012

Gelombang Gravitasi yang Menjadi ‘Suara Alam Semesta’


Sinyal gelombang gravitasi akan terdengar seperti ketukan samar di pintu kita ketika pesawat televisi dihidupkan dan telepon berdering dalam waktu yang bersamaan. Einstein pernah menulis tentang ini, dan kita masih mencarinya – gelombang gravitasi, riak kecil dalam struktur ruang-waktu, yang secara umum dianggap sebagai suara alam semesta kita.

Senin, 19 Maret 2012

Latihan Sonar Angkatan Laut Menyebabkan Terdamparnya Paus

Para ilmuan telah lama sadar adanya hubungan antara latihan sonar angkatan laut dengan terdamparnya paus berparuh secara massal. Bukti hubungan demikian memicu sejumlah tuntutan hukum dimana para aktivis lingkungan menuntut Angkatan Laut AS agar membatasi latihan sonar untuk mengurangi resiko yang dialami paus. Tahun 2008, konflik ini muncul ke level Mahkamah Agung yang harus menyeimbangkan ancaman kelestarian paus dari sonar dengan resiko militer yang disebabkan latihan angkatan laut yang menggunakan sonar untuk mendeteksi kapal selam musuh. Pengadilan memutuskan kalau Angkatan Laut dapat terus berlatih, namun Angkatan Laut diwajibkan mengembangkan metode yang lebih baik untuk melindungi para paus.

Pengetahuan paling kritis untuk melindungi paus-paus ini dari resiko sonar termasuk mengukur threshold antara level paparan yang aman dan beresiko, namun hingga kini tidak diketahui bagaimana paus berparuh merespon sonar dan level yang dapat menyebabkan masalah. “Kita tahu sedikit sekali mengenai paus berparuh karena mereka hidup di perairan yang dalam jauh di lepas pantai, dimana mereka dapat menyelam dalam satu tarikan napas ke kedalaman hingga lebih dari satu mil selama satu setengah jam,” kata Peter Tyack, ilmuan senior di Lembaga Oseanografi Woods Hole (WHOI).

Sekarang, sebuah tim peneliti internasional melaporkan dalam sebuah makalah yang dipimpin oleh Tyack, data pertama mengenai bagaimana paus berparuh merespon latihan sonar angkatan laut. Hasil mereka menyarankan bahwa sonar memang mempengaruhi perilaku dan gerakan paus.

Tyack dan koleganya menggunakan dua metode kompelementer untuk menyelidiki respon perilaku paus berparuh terhadap sonar: “pendekatan oportunistik yang memonitor respon paus pada latihan angkatan laut multi hari mencakup sonar frekuensi menengah taktis, dan pendekatan eksperimental menggunakan playback sonar simulasi dan suara pengendali pada paus yang ditandai dengan peralatan yang merekam suara, gerakan dan orientasi,” lapor para ilmuan dalam edisi terbaru jurnal ilmiah online PLoS ONE, yang diterbitkan oleh Public Library of Science.

 
 
Tim peneliti mengembangkan eksperimen yang meningkatkan level sonar secara perlahan pada paus yang ditandai, menghentikan paparan segera saat paus mulai merespon, mengukur paparan tersebut, dan mendefinisikan responnya. Pendekatan eksperimental menggunakan tanda untuk mengukur paparan akustik dan reaksi perilaku paus berparuh pada paparan terkendali masing-masing pada sonar militer simulasi, panggilan paus pembunuh dan derau pita terbatas. “Eksperimen ini sangat sulit dikembangkan, dan merupakan terobosan besar walaupun semata hanya mampu mengembangkan sebuah studi yang dapat dengan aman meneliti respon ini,” kata Tyack. “Tiga kali paus berparuh yang ditandai terpapar suara playback secara eksperimental saat mereka mencari makan di kedalaman, mereka lalu berhenti mencari makan secara tiba-tiba lalu naik ke permukaan secara perlahan, menjauh dari suara.

Paus berparuh menggunakan biosonar mereka sendiri untuk mencari mangsa saat mereka mencari makan; ini artinya ia dapat berhenti memonitor adanya mangsa dengan mendengarkan saat biosonarnya berhenti berdetik. Para ilmuan menemukan kalau paus berparuh merespon sonar dengan berhenti berdetik, mereka mampu memonitor reaksi paus berparuh saat latihan sonar aktual dari kejauhan. Penelitian ini dilakukan di daerah pengujian angkatan laut dimana array mikrofon bawah air atau hidrofon, menutupi lantai laut, memungkinkan suara paus dimonitor dalam lebih dari 1500 km persegi. “Saat latihan sonar aktual, paus berparuh umumnya terdeteksi di dekat periferi daerah, rata-rata 16 km dari transmisi sonar. Saat latihan berhenti, paus berparuh perlahan mengisi pusat jangkauan dalam 2-3 hari,” lapor mereka.

Seekor paus yang ditandai satelit bergerak keluar jangkauan saat latihan, kembali sekitar 2-3 hari setelah latihan. “Hasil kombinasi menunjukkan gangguan serupa pada perilaku mencari makan dan penghindaran oleh paus berparuh dalam dua konteks berbeda, pada paparan di bawah batas yang ditentukan pemerintah sebagai batas aman,” lapor para ilmuan. “Hal ini menunjukkan kalau paus berparuh sangat sensitif pada suara. Perilaku mereka cenderung diganggu oleh tingkat paparan sekitar 140 desibel (dB), sehingga mereka memerlukan threshold yang lebih rendah daripada banyak peraturan terbaru yang mengantisipasi gangguan perilaku sekitar 160 dB,” kata Tyack. “Namun pengamatan pada jangkauan angkatan laut menunjukkan kalau walaupun sonar dapat mengganggu perilaku paus, pengawasan dan manajemen yang baik dapat mengurangi resiko mereka terdampar.”

Penelitian ini didukung oleh Kantor Penelitian Angkatan Laut AS, Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Strategis AS, Divisi Kesigapan Lingkungan Angkatan Laut AS, Divisi Perang Kapal Selam Operasi Angkatan Laut AS (Pengawasan Bawah Laut), NOAA dan Program Industri Bersama pada Suara dan Kehidupan Laut di Asosiasi Produsen Minyak dan Gas Internasional. Para pemberi dana tidak terlibat dalam desain studi, pengumpulan dan analisa data, keputusan untuk menerbitkan atau persiapan naskah.

Sumber berita :

Referensi Jurnal:
Tyack, P.L., Zimmer, W.M.X., Moretti, D., Southall, B.L., Claridge, D.E., Durban, J.W., Clark, C.W., D’Amico, A., DiMarzio, N., Jarvis, S., McCarthy, E., Morrissey, R., Ward, J., Boyd, I.L. Beaked Whales Respond to Simulated and Actual Navy Sonar. PLoS ONE, 2011; 6 (3): e17009 DOI: 10.1371/journal.pone.0017009

Mengapa Gelombang Laut tak Menyebabkan Banjir pada daerah pantai??

       
Gelombang laut (ombak) beregrak menuju pantai, satu gelombang disusul oleh gelombang lainnya, siang dan malam terus-menerus. Mengapa daerah pantai tidak banjir? seperti anda ketahui bahwa materi-materi dalam medium tidak ikut merambat bersama gelombang. Karena itulah gelombang laut secara nyata tidak membawa air laut (sebagai medium) untuk merambat bersamanya. Selama gelombang laut merambat ke pantai, air laut hanya bergerak naik-turun dan tidak begerak maju. Oleh karena itu, walau tampak seolah-olah air laut itu sendiri yang bergerak maju ke pantai, tetapi sesungguhnya tidak. Air laut hanya bergerak naik-turun sehingga air laut tidak menyebabkan banjir pada daerah pantai. Mengapa kadang-kadang kita melihat kertas atau plastik terbawa oleh gelombang laut (ombak) ke tepi pantai? Gerak mendatar kertas atau plastik di sini tidak disebabkan oleh gelombang alut, tetapi oleh tiupan angin yang memberi resultan gaya pada kertas yang berarah mendatar ke arah tepi pantai.

Kamis, 15 Maret 2012

Pengendali Komputer Masa Depan dengan Otak

Bukan mustahil untuk mengoperasikan komputer, manusia cukup menggunakan pikiran tanpa bantuan tangan. Kenyataannya, otak manusia menghasilkan gelombang Alpha saat berkonsentrasi, dan bisa diterjemahkan dalam sinyal digital.

Penelitian untuk mewujudkan pengoperasian komputer dengan cara menangkap sinyal-sinyal dari otak, sudah dilakukan tim reaserch Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Tim ini terdiri dari Mahasiswa-mahasiswa S2 yang tergabung dalam grup riset bernama Digital Media and Game Center. Awal penelitian mereka lebih fokus untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi yang sebagian besar berupa game edukasi.

Sinyal gelombang Alpha yang dihasilkan otak dalam bereaksi terhadap suatu kondisi dibaca oleh Teknologi Brain Computer Interface. Sinyal gelombang analog ini kemudian dikonversi ke biner untuk mengendalikan suatu objek di komputer tanpa menggunakan alat apapun. Simulasi pembacaan perintah otak ini diuji coba dengan memasangkan suatu alat pendeteksi gelombang alpha pada kepala. Alat yang menggunakan sumber arus DC yang terukur, dikoneksikan ke komputer, dimana pengunjung mencoba untuk menggerakkan suatu balok dari suatu tempat ke tempat lainnya hanya dengan memikirkannya dalam otak. Dan ternyata objek-objek tersebut memang bergerak menurut keinginan pengunjung.

“Alat ini sebenarnya memiliki konsep awal untuk mengendalikan robot hanya melalui pikiran. Hanya dengan berkonsentrasi terhadap suatu objek dan perintah yang ingin kita berikan maka robot akan bereaksi sesuai dengan keinginan kita. Selain itu, alat ini juga dapat mendeteksi tingkat stress seseorang,” ujar anggota tim reasearch Digital Media and Game Centre Hendra di stand STEI ITB dalam pameran Bandung Comtech di BeMall, Minggu (16/11/08)

Beberapa aplikasi yang disuguhkan dalam pameran pertama tim ARAD, Magic Book and Volcanopedia, AR Flood, Flight Simulator, Tank Simulator dan games Sultan Agung. Beberapa aplikasi tersebut menerapkan konsep augmented reality, real time simulator, dan brain computer interface. ARAD, Volcano dan AR FLood adalah aplikasi yang menerapkan konsep augmented reality. Aplikasi-aplikasi tersebut menampilkan sebuah dunia virtual dengan menggunakan kode-kode yang disebut marker. Marker ini dapat ditempatkan pada meja yang didesain khusus untuk AR maupun pada sebuah buku. Dengan memanfaatkan web cam, gambar-gambar 3D akan muncul dari permukaan meja ataupun buku yang memiliki marker di atasnya.

ARAD didesain khusus untuk para arsitektur dan pengembang real estate untuk mendesain blueprint yang dinamis dan fleksibel. Volcano adalah aplikasi yang dapat menampilkan gambar 3D dari gunung-gunung berapi di Indonesia beserta jenis letusan yang dimiliki. Aplikasi ini sangat menarik karena dari tampilan peta wilayah Indonesia pada magic book, akan muncul topografi dari masing-masing gunung ketika web cam diarahkan pada permukaan buku.

Sedangkan AR Flood memiliki kelebihan dalam hal menanggulangi kemungkinan banjir dengan pembangunan tanggul virtual pada daerah tertentu dalam peta. Setelah pambangunan tanggul selesai, simulasi banjir dilakukan kemudian akan ada analisa berapa kerusakan rumah yang ditimbulkan maupun korban jiwa dari peristiwa banjir tersebut.

Konsep real time simulator diterapkan pada tank simulator dan flight simulator dimana pengunjung dapat mencoba mengoperasikan suatu pesawat maupun tank. Kemudian akan ada penilaian terhadap keahlian mengemudi dari masing-masing pengunjung, apakah mereka lulus atau tidak dalam mengoperasikan suatu kendaraan

sumber: www.stmikmj.ac.id

The Power of Thinking


Ketika kita berpikir, merenung, berdoa atau apa pun juga aktivitas batiniah, dalam otak kita sedang berlangsung suatu proses psikodinamika , yg menghasilkan gelombang elektromagnetik, nah gelombang tersebut bisa terpancar keluar, bisa menimbulkan resonansi pada orang lain. Begitu pula halnya ketika kita beribadah ,seperti sholat, bila kita sholat dg khusyu, konsentrasi yg tinggi, maka akan tinggi pula gelombang elektromagnetiknya, yg berkorelasi dg kualitas sholat kita, penerimaan penilaian ibadah kita oleh malaikat.

Dalam salah satu Hadits ada disebutkan bahwa tingkatan sholat masing2 orang itu berbeda2 kualitasnya , tergantung ke khusyuan sholat nya , ada yg nilainya membubung tinggi sampai ke langit ke tujuh, namun ada juga yg karena kualitas nya rendah, yg disimpan saja, bagaikan kain yg dilipat ( ibadah nya tetap diterima, tapi nilai nya rendah).  Sebenarnya sholat, adalah juga melatih kemampuan otak kita, khususnya bagaimana membangkitkan kemampuan2 khusus otak spt alam bawah sadar atau intuisi.

Ada beberapa macam gelombang otak yg didasarkan pada tingkatan konsentrasi atau focus pikiran kita sendiri atau kondisi fisik kita ;
  • Beta   14 – 100 hertz  – saat berpikir keras (menghitung atau saat stress)
  • Alpha   8 –  13,9 Hz    – alam bawah sadar, imajinasi dan relaksasi
  • Tetha   4 –   7,9 Hz      - intuisi
  • Delta 0,1 –   3,9 Hz     – saat tidur
Yang paling kuat resonansinya, adalah gelombang otak Alpha dan tetha, namun paling susah juga untuk bisa kita bangkitkan , dibanding gelombang beta yg kita gunakan saat berpikir sehari hari , sebagaimana hal nya susah utk berkonsentrasi.  Lontaran gelombang otak Alpha dan Tetha dari pikiran kita lah yg akan menyebar ke luar, sehingga menggerakkan orang lain melakukan hal yg kita harapkan.

Bagaikan resonansi gelombang gitar yg bila sama getaran nya , akan menimbulkan resonansi bunyi pada alat musik lain nya. Begitu pula orang yang saling jatuh cinta , pandangan mata atau bahkan text sms sekalipun ,bisa menimbulkan resonansi rasa kasmaran pada yg lain nya. Hal yg sama berlaku juga antara ibu dan anak , bila seorang anak menangis, ibu nya yg walau berada di tempat yg jauh, akan merasakan resonansi rasa gelisah dari tangisan anak nya tersebut.

Hal yang sama berlaku pula bila kita berdoa dg khusyu, konsentrasi, maka doa kita akan sampai pula ke alam transedental, terdengar oleh malaikat ! Bagi seorang muslim, nilai ibadah seperti sholat, berbagai macam pula tingkatan penilaian nya, ada yg bernilai tinggi adapula yg bernilai rendah. Sholat yg asal asalan, rendah pula nilainya. Sholat yg khusyu saat yg khusus seperti sholat Tahajud saat dini hari , akan bernilai tinggi, karena kuat pancaran gelombangnya ( gelombang alpha dan tetha saat sholat yg begitu khusyu ). Aktivitas batin yang bernilai tinggi secara transedental , memberi dampak yg positif pula bagi mereka yg melakukan nya, yg tercermin pada perilaku se hari hari nya. ( dampak ibadah pada perubahan positif perilaku seseorang atau meditasi pada sebagian yg lain )

Contoh lain , misalnya kita pergi ke tempat keramaian seperti terminal atau mall, bila dalam otak kita telah tertanam ketakutan akan kecopetan,jambret, penodong dll, maka gelombang ketakutan tersebut akan menyebar ke luar, sampai pula ke para pencopet /penodong , yg akan membuat mereka tergerak utk melakukan kejahatan pada kita. Tapi bila sebaliknya , kita berpikiran tenang dan positif, orang2 di tempat rawan tsb sebagai orang2 baik dan tak akan melakukan kejahatan pada kita, ditambah dengan zikir & do’a,maka akan tersebar gelombang otak positif , yang akan sampai pula kepada para pelaku kejahatan tersebut dan memberikan sinyal positif yg akan menutupi niat2 jahat yg timbul pada otak mereka , sehingga kita bisa aman2 saja bila lewat ke daerah2 rawan tsb.

Pancaran resonansi gelombang otak ataupun juga perasaan dari seseorang bisa terlihat pada sorot mata atau wajah seseorang. Karena itu kita sering mengalami bila bertemu dengan seseorang yang baru, kok rasanya akrab dan ramah, atau malah sebaliknya, baru bertemu, lihat wajah nya kok nggak nyaman saja rasa nya. Itu menandakan pancaran resonansi gelombang otak yg kita terima, berbeda beda tergantung dari orang nya.  Pancaran resonansi dari seorang manusia bisa bersifat positif atau negatif. Pancaran resonansi positif akan memberikan kenyamanan pada kita yg menerima nya yang akan menentukan juga persepsi kita terhadap orang tersebut.

Hal yang sama bisa terjadi pada orang lain saat bertemu dengan kita, bila kita selalu positive thinking, jiwa tenang dan hati yg tulus, orang lain pun akan merasakan kenyamanan saat bertemu kita, begitu pula kalau sebaliknya, kalau pikiran kita penuh negative thinking, hati yg gelisah, marah dan sebagainya, akan mengeluarkan sinyal gelombang yg negatif pula, sehingga membuat orang lain tak nyaman karena nya.

Sorot mata adalah salah satu bentuk tampilan dari sinyal gelombang otak kita. Pada hewan yang bermain dengan instink hal tersebut akan lebih terasa, hewan bisa memahami yang lain nya berdasar sorot matanya. Contoh sederhana kalau kita bertemu dengan anjing, lihatlah sorot matanya, kalau kita takut, anjing tersebut akan merasakan ketakutan kita, dan ia akan menyalak tambah keras atau mengejar kita. Tapi bila kita yakin, percaya diri dan berani, anjing akan bisa “membaca” juga, dan bila sorot mata kita lebih kuat, anjing tersebut akan jadi jinak atau lari. Demikianlah salah satu cara pawang binatang buas menjinakkan hewan peliharaan nya dengan beradu sorot mata, yg sebenarnya ialah menyampaikan pesan dari resonansi gelombang otak nya.

Kisah orang yg jatuh cinta pada pandangan pertama, adalah salah satu bentuk resonansi getaran jiwa yang terpancar dari sorot mata. Ingatlah saat kita muda, betapa saat kita bertemu pandang secara tidak sengaja dengan seseorang (pria-wanita), kok tiba2 hati ini bergetar dan sangat terkesan dengan pandangan pertama tersebut. Resonansi gelombang rasa cinta yang terpancar dari sorot mata, akan kita terima dengan perasaan khusus, yang kemudian akan turun ke perasaan kita. Bila terjadi dua arah itu menandakan ada kesesuaian frekuensi jiwa antara kedua orang tersebut.

Pancaran resonansi gelombang otak tersebut oleh orang Sunda disebut juga dengan istilah *Sima* orang-orang sholeh atau pancaran kharisma. Barangkali sebenarnya bukan karena pancaran gelombang otaknya saja, karena barangkali gelombang otak itu juga resonansi. Resonansi gelombang *cahaya* transedental dari Allah swt pada seorang manusia. Syaikh Abdul Qodir Jaelani – qoddasaLlaahu sirrohu – menyebutkan seorang mukmin itu ibarat cermin. Cermin yang memantulkan Nur dari Allah. Kalau belajar ilmu bahan, peristiwa pemantulan sebenarnya bukan peristiwa pembelokan gelombang, akan tetapi energi gelombang datang diserap atom-atom yang dekat ke permukaan sehingga tambah bervibrasi kemudian dipakai untuk memancarkan gelombang balik, jadi resonansi juga.

Jadi barangkali seorang mukmin yang mendapat siraman Nur dari Allah,karena permukaan *cermin*nya bersih, Cahaya Ilmu itu bisa masuk secara maksimal kemudian menggetarkan qolbunya sehingga hidup dan memancarkan kembali kepada khalayak.  Nah bila pancaran gelombang itu kuat, bisa jadi orang-orang disekitarnya meskipun cerminnya rada buram – cahaya yang masuk ke qolbu mereka tetap rada lumayan sehingga qolbu yang kaku keras oleh penyakit bisa mulai berdenyut mau hidup lagi, seperti terasa menerima *sesuatu*.

Sensasi ini bisa kita rasakan bila bertemu dengan orang-orang yang sholeh yang hatinya benar-benar murni sehingga pancarannya kuat, bukan sekadar orang yang pengetahuan agamanya banyak tapi hatinya keras. Pernah ada kisah pada suatu majelis pengajian. Pas sedang asyik pembahasan tiba-tiba ada orang yang masuk mesjid lalu sholat. Sang ustadz mendadak berhenti. Padahal orang yang baru sholat itu tidak dikenal dan penampilannya biasa-biasa saja. Tapi sang ustadz terpana sekali ketika orang itu sholat. Kemudian setelah orang itu keluar, sang ustadz penasaran siapa orang itu. Ternyata ada yang menjelaskan bahwa orang itu sang ketua DKM yang rendah hati namun suka banyak menolong orang lain. Wah ternyata resonansi gelombangnya sampai bisa memukau sang Ustadz yang barangkali tidak kalah juga resonansi gelombangnya.

Sholat dan Gelombang Otak ???


Belum lama berselang, pada sebuah sesi kajian di Masjid Asy-Syakirin Kuala Lumpur, seorang jamaah bertanya,”Ustadz, saya merasa belum bisa secara maksimal memperoleh manfaat dari Sholat. Saya pikir itu karena saya belum bisa benar-benar khusyu’ saat menjalankan Sholat. Bagaimana caranya memprogram pikiran kita agar bisa melaksanakan Sholat dengan khusyu’?” Sesungguhnya melaksanakan Sholat itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’

Mari kita mulai dengan bertanya pada diri sendiri, saat akan melaksanakan Sholat, apakah kita merasa berat? Jika jawabnya ”ya”, maka saat itu kita memang jauh dari khusyu’ karena kita merasa berat melakukannya. Jika jawabnya ”tidak”, maka kita sudah berada pada track untuk melaksanakan sholat dengan khusyu’, karena kita terhindar dari perasaan berat menjalankan Sholat. Selanjutnya bagaimana kita meninggikan derajat ke-khusyu’-an kita sepanjang Sholat kita? Sesungguhnya khusyu’ adalah dari Allah SWT. Sebagai hamba kita berupaya untuk menuju pada ke-khusyu’-an, menjemput ke-khusyu’an demi kesempurnaan Sholat kita.

Masuk ke dalam State Sholat
Saat kita tenggelam dalam aktivitas duniawi kita, bisa dipastikan kita bukan berada pada state Sholat. Dan pada saat kita hendak beralih atau masuk ke dalam state Sholat, ada kalanya kita berhasil melakukan dengan cepat, kadangkala tidak. Jika yang terakhir ini yang terjadi, maka saat kita melaksanakan Sholat kita belum berada pada state Sholat. Akibatnya banyak gangguan dalam pikiran kita yang membuat kualitas ke-khusyu’-an Sholat kita menjadi berkurang.

Kalau kita mempelajari NLP (neuro linguistic programming), Hypnosis atau ilmu lain tentang pemberdayaan pikiran, kita mengenal beberapa tingkat gelombang otak. Dalam aktivitas normal biasanya kita berada di gelombang Beta atau yang lebih tinggi. Saat kita rileks, santai, tenang kita menurunkan gelombang otak ke Alpha. Bisa jadi kebanyakan dari kita melaksanakan Sholat di gelombang ini. Jika saat sholat kita berada pada gelombang Alpha tinggi, sangat mungkin pikiran kita masih bisa terganggu dengan hal-hal lain karena belum benar-benar single focus hanya untuk berserah diri dan menyembah Allah SWT. Semakin rendah gelombang otak kita, maka semakin fokus dan semakin khusyu’ Sholat kita. Idealnya saat mengangkat takbir kita sudah berada di ambang gelombang Theta (lebih rendah lagi dari Alpha). Saat kita menikmati Sholat maka gelombang kita terus menurun dan terjaga di Theta mendekati Delta, sehingga pikiran kita tidak lagi terganggu dengan bayangan, gagasan atau informasi di luar Sholat kita.

Titian pikiran menuju State Sholat
Bagaimana cara kita agar pada saat Sholat kita sudah benar-benar berada pada State Sholat yang terbaik? Allah SWT melalui Rasulullah SAW telah memberikan jalan yang sebaik-baiknya. Sholat bukanlah sekadar gerak tubuh dan hafalan ucapan yang dimulai dengan Takbir sampai diakhiri Salam. Sholat adalah sarana berkomunikasi, berikrar, berserah diri dan menghamba secara total kepada Allah SWT. Karena itu ada sebuah jalur titian yang tersedia untuk memfasilitasi kita memastikan kita melaksanakan Sholat pada state Sholat yang terbaik.

Adzan (Beta ke Alpha)
Dengarkanlah, pahamilah dan resapilah makna Adzan. Jawablah Adzan dengan sepenuh hati, rasakan makna ucapan kita, bayangkan diri kita sedang mendengarkan dan menjawab panggilan suci untuk menghadap Allah SWT. Lanjutkanlah dengan do’a sesudah Adzan, dan rasakan ketenangan, rasa nyaman dan rileks mulai kita rasakan, sebagai titian awal kita menuju state Sholat kita.

Wudlu (Alpha ke Theta)
Niatkanlah berwudlu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada diri kita setelah sekian lama berada dalam kesibukan dunia. Saat air menyentuh kulit kita. Serta bagian-bagian tubuh lainnya rasakan bahwa diri kita semakin bersih, semakin ringan dan semakin tenang bersiap menghadap Allah SWT. Biarkan suara gemercik air yang terdengar membawa pikiran kita semakin rileks, semakin tenang dan semakin dan semakin nyaman.

Sholat (Theta ke Delta)
Saat melangkah di tempat Shalat rasakan langkah kita semakin dekat untuk berhadapan dengan Allah SWT. Sebelum takbir, mantapkan niat, berserah diri sambil menarik nafas dalam-dalam. Angkatlah Takbir sambil menahan nafas dan mengucapkan ”Allahu Akbar”. Dan ketika tangan sudah bersedekap hembuskanlah nafas perlahan-lahan, dan kita merasakan tubuh kita sangat ringan, tenang dan nyaman. Seolah kita tidak lagi merasakan sedang menyangga badan atau menginjak sajadah ataumenempelkan tangan di dada. Semakin lama terasa semakin ringan, melayang dan nyaman sekali. Di saat itu sama sekali tidak ada ketergesaan, keinginan segera selesai, atau menghitung-hitung rekaat yang tersisa. Seolah bergerak dan terjadi dengan sendirinya karena bawah sadar kita telah mengendalikan gerak dan bacaan kita dalam ke-khusyu’-an.

Dzikir/Wirid (Theta ke Alpha)
Seusai mengucapkan Salam, kita hindari untuk langsung beranjak dan beraktivitas kembali. Biarkan gelombang otak kita secara gradual mulai naik dari state Sholat di Theta kembali Alpha. Sambil ber-dzikir atau membaca Wirid, kita rasakan ucapan, gerak dan perasaan kita meemberikan sensasi kenyamanan. Kita merasakan bawah tubuh kita menempel di sajadah, tangan kita bertumpu di paha, kepala bergerak-gerak seirama bacaan. Saat itu gelombang otak kita mulai merambat naik menuju Alpha.

Berdo’a (Alpha ke Beta)
”Sesungguhnya Aku adalah mengikuti persangkaan Hambaku”. Saat berdoa kita memanjatkan harapan, permintaan dan keinginan. Semakin kita memahami makna ucapan kita, semakin kita meyakini doa kita pasti terkabul. Semakin kita yakin maka semakin besar kemungkinan doa kita terijabah. Apakah langsung terealisasi, ditunda waktunya, atau diganti dengan yang lebih baik bagi kita, semuanya adalah bentuk terijabahnya doa sesuai perkenan Allah.

Saat memanjatkan Doa itulah gelombang otak kita sudah mulai naik lagi menuju Beta, dan mulai menyiapkan diri kita kembali pada aktivitas duniawi kita. Saat kita bangkit dari duduk dan melangkah, kita merasakan melewati titian menuju ke state awal kita.
Dua titian yang pertama, yaitu Adzan dan Wudlu sangat mungkin berbalikan waktunya, yaitu berwudlu terlebih dahulu sebelum Adzan. Itupun tetap bermanfaat membawa diri kita menuju State Sholat yaitu mulai dari gelombang Beta menuju ke Theta. Apapun urutannya, afirmasikan dalam diri untuk menurunkan gelombang otak, menuju ke state Sholat dengan niat melaksanakan sholat dengan khusyu’ dan penuh kepasrahan pada Allah SWT.
Jadikanlah Sholat dan Sabar sebagai penolongmu

Insya Allah apa yang tertulis ini adalah sharing dari apa yang telah penulis alami dan jalani sehari-hari, sebagai sebuah pengalaman aktual dalam penghambaan kepada Allah SWT. Penulis meyakini bahwa Sholat adalah kebutuhan manusia karena memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi umat beriman yang melaksanakannya. Semoga Allah melimpahkan petunjuk dan hidayahNya serta AmpunanNya bilamana sharing ini mengandung kekeliruan atau kekurangan karena ke-fakir-an serta ke-dhaif-an penulis.
Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Astaghfirullahaladzim. Innallahaghofururrohiim.

Original post by Abdul Aziez, http://portalnlp.com/state-sholat-dan-gelombang-otak/

Selasa, 13 Maret 2012

Teknologi Suara untuk Gelombang otak

Ada tiga teknologi suara yang digunakan dalam brainwave entrainment, yaitu: binaural beats, monaural beats dan isochronic tones. Semuanya efektif dan sudah terbukti secara ilmiah, namun masing-masing punya cara kerja yang berbeda. Setiap teknologi suara juga punya kelebihan dan kelemahan tersendiri. Kami akan bahas satu per satu secara singkat.

Binaural Beats
Bentuk Gelombang Binaural Beats

Binaural Beats merupakan teknologi Brainwave Entrainment paling tua. Ditemukan oleh seorang peneliti Jerman, Heinrich Wilhelm Dove pada tahun 1839. Namun pada waktu itu tidak populer karena Heinrich Dove sulit membuktikan teorinya secara ilmiah.  Pada saat itu alat pengukur gelombang otak belum ditemukan.

Baru 140 tahun kemudian, seorang pria bernama Gerald Oster menulis artikel "Auditory Beats in the Brain" yang kemudian memicu banyak penelitian ilmiah mengenai Binaural Beats. Teknologi binaural beats kemudian dikembangkan oleh seorang ahli fisika Thomas Campbell, Dennis Menerich dan Robert Monroe.  Mereka menemukan banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aplikasi binaural beats. Mulai dari relaksasi, meditasi sampai membantu proses penyembuhan penyakit fisik maupun psikologis.


Binaural beats merupakan brainwave entrainment yang paling populer karena usianya yang paling tua. Prinsip binaural beat adalah memberi stimulasi telinga kanan dan kiri dengan frekuensi yang berbeda sehingga otak membentuk frekuensi baru. Misalnya gelombang suara dengan frekuensi 510Hz diperdengarkan pada telinga kiri dan frekuensi 500Hz diperdengarkan pada telinga kanan, maka otak akan merespon dengan memunculkan frekuensi 10Hz.

Kelebihan binaural beat:
  • Jangkauan frekuensi yang bisa didapatkan lebih luas, mulai dari yang frekuensi terendah sampai frekuensi tertinggi.
  • Pilihan produk Brainwave Entrainment berbasis Binaural Beats lebih banyak karena teknologi ini sudah aja sejak puluhan tahun yang lalu.
  • Paling banyak diteliti dan dibuktikan efektivitasnya melalui riset ilmiah.
  • Bisa ditambahkan background noise atau musik pengiring tanpa mengurangi kualitas stimulasi otak.
  • Mampu menstimulasi otak kiri dan otak kanan sekaligus untuk mensinkronkan seluruh otak.
Kekurangan binaural beat:
  • Diperlukan kualitas rekaman yang cukup tinggi untuk hasil maksimal.
  • Harus menggunakan headphone stereo.
  • Dibutuhkan waktu lebih lama bagi otak untuk menghasilkan gelombang otak yang diharapkan.
  • Tidak bisa menstimulasi salah satu bagian otak saja.

Monaural Beats
Bentuk Gelombang Monaural Beats

Sebagian orang tidak suka menggunakan headphone, maka muncullah teknologi Monaural Beats yang bisa dipakai untuk menstimulasi otak tanpa menggunakan headphone. Pada tahun 1973 seorang ilmuwan Amerika bernama Dr. Gerald Oster memperkenalkan Monaural Beats. Monaural beats bekerja dengan cara memancarkan suara dengan frekuensi yang sama pada 2 speaker yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri telinga pendengar.

Kelebihan Monaural Beats:
  • Tidak membutuhkan headphones.
  • Bisa menggunakan speaker yang tidak stereo sekalipun.
  • Lebih cepat merangsang otak dibandingkan binaural beats.
Kekurangan Monaural Beats:
  • Tidak bisa menstimulasi otak untuk menghasilkan gelombang dibawah 4Hz
  • Tidak boleh diberi background noise atau musik pengiring.
  • Pilihan produk sangat sedikit karena tidak begitu diminati.

Isochronic Tones
Bentuk Gelombang Isochronic Tones

Pada tahun 1981, Arturo Manns mempublikasikan hasil penelitiannya tentang efektivitas Isochronic Tones untuk stimulasi gelombang otak. Kemudian teknologi ini dikembangkan lebih lanjut oleh David Siever. Isochronic Tones merupakan teknologi brainwave entrainment paling baru.

Dalam isochronic tones, hanya ada satu gelombang suara yang dipancarkan dengan cara memunculkan satu nada dan diberi jeda kondisi hening, kemudian muncul nada lagi, hening lagi, muncul nada lagi dan seterusnya. Nada-nada ini diatur sedemikian rupa sehingga membentuk pola yang sinkron dan mempercepat proses perangsangan otak.

Pola Gelombang Otak Sebelum Pola Gelombang Otak Sesudah
Dengan stimulasi Isochronic Tones berfrekuensi 10Hz selama 6 menit saja, maka otak memproduksi gelombang 10Hz dalam jumlah cukup banyak (ditandai dengan warna merah).

Kelebihan Isochronic Tones:
  • Bisa didengarkan dengan headphone atau tanpa headphone.
  • Paling cepat hasilnya dalam menstimulasi otak dibanding teknologi suara lainnya.
  • Bisa menstimulasi kedua belahan otak kanan dan kiri sekaligus,
  • Bisa juga hanya menstimulasi salah satu bagian otak saja untuk keperluan khusus.
Kekurangan Isochronic tones:
  • Bisa ditambahkan background noise atau musik pengiring, tapi kualitasnya berkurang
  • Tidak bisa menstimulasi otak untuk menghasilkan frekuensi dibawah 4Hz
  • Pilihan produknya sangat sedikit karena merupakan teknologi baru.
Dengan menggunakan salah satu teknologi suara di atas atau kombinasi diantara ketiga teknologi tersebut, kami membuat CD Terapi Musik yang bisa memprogram otak Anda untuk menghasilkan kondisi mental yang sesuai kebutuhan Anda.

Beberapa orang mengklaim suatu teknologi suara lebih baik daripada teknologi lain. Misalnya ada yang mengklaim bahwa Isochronic Tones lebih baik dibandingkan Binaural & Monaural Beats, atau sebaliknya ada yang mengklaim bahwa Binaural Beats adalah yang terbaik. Sesungguhnya klaim semacam ini tidak bisa dipertanggungjawabkan karena faktanya setiap teknologi suara punya kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Apa itu Teknologi Gelombang Otak?




Ternyata dunia teknologi memang tidak pernah berhenti berkembang. Semakin hari sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan. Dengan teknologi Brainwave ini kita dapat memanipulasi mainset otak kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Teknologi, adalah suatu bidang yang sepertinya "tidak akan pernah berhenti berkembang". Bagaimana tidak, dulu pada abad pertengahan (middle age) kala itu komunikasi masih sangat sederhana, tidak ada yang menduga kalau 20-30 tahun kedepan (sekarang) kita dapat berkomunikasi melalui internet. Dulu gambar/foto/film masih hitam putih dan tanpa suara, siapa sangka sekarang sudah tercipta foto puluhan Megapixel dan film juga sudah tercipta yang 3D, bahkan 4D.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini juga mempengaruhi bidang musik. Beberapa tahun belakangan ini terciptalah sebuah teknologi unik yang disebut dengan Brainwave Entrainment .

Apa itu Brainwave Entrainment?

Pola gelombang otak Anda menentukan keadaan mental Anda. Apakah Anda sedang bersemangat, berenergi, produktif, kreatif, bergembira atau sedang  malas, sedih, stress, cemas, susah konsentrasi atau depresi, semua itu dipengaruhi oleh pola gelombang otak yang dikeluarkan oleh sel-sel saraf di otak Anda. Gelombang otak menentukan keadaan pikiran Anda. Brainwave entrainment merupakan sebuah cara untuk mengatur pola gelombang otak Anda sesuai kebutuhan, agar anda mendapatkan kondisi pikiran sesuai yang Anda inginkan.
Dalam bahasa Inggris, Brainwave Entrainment dikenal juga dengan nama brainwave synchronization dan brainwave stimulation. Di Indonesia Brainwave Entrainment dikenal dengan nama Terapi Gelombang Otak, Stimulasi Gelombang Otak atau Sinkronisasi Gelombang Otak. Untuk tujuan penulisan artikel ini, kami menyebutnya Brainwave Entrainment karena istilah ini lebih universal.
Brainwave Entrainment bisa didefinisikan sebagai suatu usaha merangsang otak agar menghasilkan gelombang otak dengan pola/frekuensi tertentu sesuai kebutuhan. Cara perangsangannya bisa dengan gelombang suara atau kilatan cahaya. Dari dua cara tersebut, yang paling populer adalah perangsangan gelombang suara karena dinilai lebih efektif, lebih murah dan mudah digunakan.

Dalam dunia teknologi pikiran dikenal dengan "frequency following response" yang merupakan fenomena alami yang dimiliki otak manusia. Frequency Following Response adalah sebuah keadaan dimana otak cenderung menyesuaikan frekuensinya dengan frekuensi rangsangan suara atau cahaya yang diterima otak melalui telinga atau mata.

Brainwave Entrainment bisa terjadi dengan sengaja atau tanpa sengaja. Ketika Anda mengalami perubahan gelombang otak menyesuaikan apa yang Anda lihat atau Anda dengar, itu sudah termasuk Brainwave Entrainment. Anda pernah mengalami Brainwave Entrainment walaupun mungkin Anda tidak menyadarinya. Dalam kejadian sehari-hari pun mengandung unsur brainwave entrainment.


Tahukah kalian dengan Gelombang Otak?

Mungkin diantara teman-teman sekalian ada yang baru mendengar tentang "Gelombang Otak". Sebelum saya menjelaskan tentang gelombang, sebaiknya kita ketahui dulu yang terdapat dalam otak. Otak terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi (menjalin hubungan) dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut sudah mati.


Ada dua alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas otak manusia yaitu EEG atau Elektroencephalogram dan Brain mapping. Brain mapping di gunakan  untuk mengetahui adanya gangguan, kerusakan atau kecacatan otak, misalkan tumor otak, pecahnya pembulu darah otak, benturan pada kepala dan seterusnya. Sedangkan EEG untuk memeriksa getaran, frekwensi, sinyal atau Gelombang Otak (Brainwave) yang kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kondisi kesadaran.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang umumnya muncul pada setiap orang.



Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru.

Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat.

Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori
Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar.

Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak.
Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan.

Namun pandangan orang terhadap gelombang otak masih tabu, ada yang beranggapan bahwa masing-masing gelombang otak terjadi dalam suatu peristiwa. Padahal menurut penelitian, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang  secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, teknologi Brainwave Entrainment menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai dengan kebutuhan.

Untuk lebih tahu tentang jenis-jenis gelombang, baca entri selanjutnya yak .

Senin, 12 Maret 2012

Mengendalikan Gelombang Otak dapat Memudahkan untuk Menenangkan diri di saat Panik.

Tentunya sebagai seorang mahasiswa kita pernah mendapatkan masalah yang beruntun, tugas menumpuk dimana suda deadline, masalah pribadi lah, masalah pacar lah, keuangan lah, dan berbagai macam masalah yang di hadapi. Tentu nya hal ini akan mengakibatkan kepanikan, strez atau  "GALAU" (lg ngetrend nyah, haha). Padahal kepanikan atau "galau" justru membuat kita semakin sulit berkonsentrasi. Jika konsentrasi buyar, kita menjadi semakin cemas.


Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi demikian? Sebenarnya hal-hal

Rabu, 07 Maret 2012

Jenis-jenis Frekuensi Gelombang Otak

Selama ini, kita hanya melihat di film-film bahwa adanya transfer memori yang ada di otak dengan menggunakan alat-alat canggi. Ternyata itu semua transfer gelombang yang ada di otak kita. Ada dua alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas otak manusia yaitu EEG atau Elektroencephalogram dan Brain mapping. Brain mapping di gunakan  untuk mengetahui adanya gangguan, kerusakan atau kecacatan otak, misalkan tumor otak, pecahnya pembulu darah otak, benturan pada kepala dan seterusnya. Sedangkan EEG untuk memeriksa getaran, frekwensi, sinyal atau Gelombang Otak (Brainwave) yang kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kondisi kesadaran.

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (hertz). Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance, panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya

Gelombang Otak Alpha/Theta dapat membuat anda lebih cerdas




Oleh Dr. Jill Ammon-Wexler

Saya yakin anda sudah pernah mendengar kata Endorphin, bahan biokima alami yang dihasilkan otak pada saat anda sedang melakukan olahraga. Ia dapat membuat anda bersemangat.

Tetapi tahukah anda, bahwa Endorphin juga dapat dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada gelombang Alpha/Theta, dan juga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat anda?

Para ilmuwan percaya bahwa bagian otak yang menghasilkan

Senin, 05 Maret 2012

Angka Penting

         Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat ukur adalah nilai data hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri

Besaran dan Satuan


Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalahsesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Selain itu, berdasarkan

Fisika dan Ruang Lingkup

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita, misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan panas.

Mengapa kita perlu mempelajari Fisika? Fisika menjadi ilmu pengetahuan yang mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda, khususnya benda mati. Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dengan pengamatan-pengamatan dari gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain. Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada zaman Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum mengenai benda yang jatuh, sedangkan Newton mempelajari gerak pada umumnya, termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu fisika sangat mendukung perkembangan teknologi, industri, komunikasi, termasuk kerekayasaan (engineering), kimia, biologi, kedokteran, dan lain-lain. Ilmu fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena-fenomena yang menarik. Mengapa bumi dapat mengelilingi matahari? Bagaimana udara dapat menahan pesawat terbang yang berat? Mengapa langit tampak berwarna biru? Bagaimana siaran/tayangan TV dapat menjangkau tempattempat yang jauh? Mengapa sifat-sifat listrik sangat diperlukan dalam sistem komunikasi dan industri? Bagaimana peluru kendali dapat diarahkan ke sasaran yang letaknya sangat jauh, bahkan antarbenua? Dan akhirnya, bagaimana pesawat dapat mendarat di bulan? Ini semua dipelajari dalam berbagai bidang ilmu fisika.

Bidang fisika secara garis besar terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika, dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern. Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak penemuan teori relativitas Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga Curie