Ketika kita berpikir, merenung, berdoa atau apa pun juga aktivitas batiniah, dalam otak kita sedang berlangsung suatu proses psikodinamika , yg menghasilkan gelombang elektromagnetik, nah gelombang tersebut bisa terpancar keluar, bisa menimbulkan resonansi pada orang lain. Begitu pula halnya ketika kita beribadah ,seperti sholat, bila kita sholat dg khusyu, konsentrasi yg tinggi, maka akan tinggi pula gelombang elektromagnetiknya, yg berkorelasi dg kualitas sholat kita, penerimaan penilaian ibadah kita oleh malaikat.
Dalam salah satu Hadits ada disebutkan bahwa tingkatan sholat masing2 orang itu berbeda2 kualitasnya , tergantung ke khusyuan sholat nya , ada yg nilainya membubung tinggi sampai ke langit ke tujuh, namun ada juga yg karena kualitas nya rendah, yg disimpan saja, bagaikan kain yg dilipat ( ibadah nya tetap diterima, tapi nilai nya rendah). Sebenarnya sholat, adalah juga melatih kemampuan otak kita, khususnya bagaimana membangkitkan kemampuan2 khusus otak spt alam bawah sadar atau intuisi.
Ada beberapa macam gelombang otak yg didasarkan pada tingkatan konsentrasi atau focus pikiran kita sendiri atau kondisi fisik kita ;
- Beta 14 – 100 hertz – saat berpikir keras (menghitung atau saat stress)
- Alpha 8 – 13,9 Hz – alam bawah sadar, imajinasi dan relaksasi
- Tetha 4 – 7,9 Hz - intuisi
- Delta 0,1 – 3,9 Hz – saat tidur
Yang paling kuat resonansinya, adalah gelombang otak Alpha dan tetha, namun paling susah juga untuk bisa kita bangkitkan , dibanding gelombang beta yg kita gunakan saat berpikir sehari hari , sebagaimana hal nya susah utk berkonsentrasi. Lontaran gelombang otak Alpha dan Tetha dari pikiran kita lah yg akan menyebar ke luar, sehingga menggerakkan orang lain melakukan hal yg kita harapkan.
Bagaikan resonansi gelombang gitar yg bila sama getaran nya , akan menimbulkan resonansi bunyi pada alat musik lain nya. Begitu pula orang yang saling jatuh cinta , pandangan mata atau bahkan text sms sekalipun ,bisa menimbulkan resonansi rasa kasmaran pada yg lain nya. Hal yg sama berlaku juga antara ibu dan anak , bila seorang anak menangis, ibu nya yg walau berada di tempat yg jauh, akan merasakan resonansi rasa gelisah dari tangisan anak nya tersebut.
Hal yang sama berlaku pula bila kita berdoa dg khusyu, konsentrasi, maka doa kita akan sampai pula ke alam transedental, terdengar oleh malaikat ! Bagi seorang muslim, nilai ibadah seperti sholat, berbagai macam pula tingkatan penilaian nya, ada yg bernilai tinggi adapula yg bernilai rendah. Sholat yg asal asalan, rendah pula nilainya. Sholat yg khusyu saat yg khusus seperti sholat Tahajud saat dini hari , akan bernilai tinggi, karena kuat pancaran gelombangnya ( gelombang alpha dan tetha saat sholat yg begitu khusyu ). Aktivitas batin yang bernilai tinggi secara transedental , memberi dampak yg positif pula bagi mereka yg melakukan nya, yg tercermin pada perilaku se hari hari nya. ( dampak ibadah pada perubahan positif perilaku seseorang atau meditasi pada sebagian yg lain )
Contoh lain , misalnya kita pergi ke tempat keramaian seperti terminal atau mall, bila dalam otak kita telah tertanam ketakutan akan kecopetan,jambret, penodong dll, maka gelombang ketakutan tersebut akan menyebar ke luar, sampai pula ke para pencopet /penodong , yg akan membuat mereka tergerak utk melakukan kejahatan pada kita. Tapi bila sebaliknya , kita berpikiran tenang dan positif, orang2 di tempat rawan tsb sebagai orang2 baik dan tak akan melakukan kejahatan pada kita, ditambah dengan zikir & do’a,maka akan tersebar gelombang otak positif , yang akan sampai pula kepada para pelaku kejahatan tersebut dan memberikan sinyal positif yg akan menutupi niat2 jahat yg timbul pada otak mereka , sehingga kita bisa aman2 saja bila lewat ke daerah2 rawan tsb.
Pancaran resonansi gelombang otak ataupun juga perasaan dari seseorang bisa terlihat pada sorot mata atau wajah seseorang. Karena itu kita sering mengalami bila bertemu dengan seseorang yang baru, kok rasanya akrab dan ramah, atau malah sebaliknya, baru bertemu, lihat wajah nya kok nggak nyaman saja rasa nya. Itu menandakan pancaran resonansi gelombang otak yg kita terima, berbeda beda tergantung dari orang nya. Pancaran resonansi dari seorang manusia bisa bersifat positif atau negatif. Pancaran resonansi positif akan memberikan kenyamanan pada kita yg menerima nya yang akan menentukan juga persepsi kita terhadap orang tersebut.
Hal yang sama bisa terjadi pada orang lain saat bertemu dengan kita, bila kita selalu positive thinking, jiwa tenang dan hati yg tulus, orang lain pun akan merasakan kenyamanan saat bertemu kita, begitu pula kalau sebaliknya, kalau pikiran kita penuh negative thinking, hati yg gelisah, marah dan sebagainya, akan mengeluarkan sinyal gelombang yg negatif pula, sehingga membuat orang lain tak nyaman karena nya.
Sorot mata adalah salah satu bentuk tampilan dari sinyal gelombang otak kita. Pada hewan yang bermain dengan instink hal tersebut akan lebih terasa, hewan bisa memahami yang lain nya berdasar sorot matanya. Contoh sederhana kalau kita bertemu dengan anjing, lihatlah sorot matanya, kalau kita takut, anjing tersebut akan merasakan ketakutan kita, dan ia akan menyalak tambah keras atau mengejar kita. Tapi bila kita yakin, percaya diri dan berani, anjing akan bisa “membaca” juga, dan bila sorot mata kita lebih kuat, anjing tersebut akan jadi jinak atau lari. Demikianlah salah satu cara pawang binatang buas menjinakkan hewan peliharaan nya dengan beradu sorot mata, yg sebenarnya ialah menyampaikan pesan dari resonansi gelombang otak nya.
Kisah orang yg jatuh cinta pada pandangan pertama, adalah salah satu bentuk resonansi getaran jiwa yang terpancar dari sorot mata. Ingatlah saat kita muda, betapa saat kita bertemu pandang secara tidak sengaja dengan seseorang (pria-wanita), kok tiba2 hati ini bergetar dan sangat terkesan dengan pandangan pertama tersebut. Resonansi gelombang rasa cinta yang terpancar dari sorot mata, akan kita terima dengan perasaan khusus, yang kemudian akan turun ke perasaan kita. Bila terjadi dua arah itu menandakan ada kesesuaian frekuensi jiwa antara kedua orang tersebut.
Pancaran resonansi gelombang otak tersebut oleh orang Sunda disebut juga dengan istilah *Sima* orang-orang sholeh atau pancaran kharisma. Barangkali sebenarnya bukan karena pancaran gelombang otaknya saja, karena barangkali gelombang otak itu juga resonansi. Resonansi gelombang *cahaya* transedental dari Allah swt pada seorang manusia. Syaikh Abdul Qodir Jaelani – qoddasaLlaahu sirrohu – menyebutkan seorang mukmin itu ibarat cermin. Cermin yang memantulkan Nur dari Allah. Kalau belajar ilmu bahan, peristiwa pemantulan sebenarnya bukan peristiwa pembelokan gelombang, akan tetapi energi gelombang datang diserap atom-atom yang dekat ke permukaan sehingga tambah bervibrasi kemudian dipakai untuk memancarkan gelombang balik, jadi resonansi juga.
Jadi barangkali seorang mukmin yang mendapat siraman Nur dari Allah,karena permukaan *cermin*nya bersih, Cahaya Ilmu itu bisa masuk secara maksimal kemudian menggetarkan qolbunya sehingga hidup dan memancarkan kembali kepada khalayak. Nah bila pancaran gelombang itu kuat, bisa jadi orang-orang disekitarnya meskipun cerminnya rada buram – cahaya yang masuk ke qolbu mereka tetap rada lumayan sehingga qolbu yang kaku keras oleh penyakit bisa mulai berdenyut mau hidup lagi, seperti terasa menerima *sesuatu*.
Sensasi ini bisa kita rasakan bila bertemu dengan orang-orang yang sholeh yang hatinya benar-benar murni sehingga pancarannya kuat, bukan sekadar orang yang pengetahuan agamanya banyak tapi hatinya keras. Pernah ada kisah pada suatu majelis pengajian. Pas sedang asyik pembahasan tiba-tiba ada orang yang masuk mesjid lalu sholat. Sang ustadz mendadak berhenti. Padahal orang yang baru sholat itu tidak dikenal dan penampilannya biasa-biasa saja. Tapi sang ustadz terpana sekali ketika orang itu sholat. Kemudian setelah orang itu keluar, sang ustadz penasaran siapa orang itu. Ternyata ada yang menjelaskan bahwa orang itu sang ketua DKM yang rendah hati namun suka banyak menolong orang lain. Wah ternyata resonansi gelombangnya sampai bisa memukau sang Ustadz yang barangkali tidak kalah juga resonansi gelombangnya.
0 komentar:
Posting Komentar