Pages

Senin, 12 Maret 2012

Mengendalikan Gelombang Otak dapat Memudahkan untuk Menenangkan diri di saat Panik.

Tentunya sebagai seorang mahasiswa kita pernah mendapatkan masalah yang beruntun, tugas menumpuk dimana suda deadline, masalah pribadi lah, masalah pacar lah, keuangan lah, dan berbagai macam masalah yang di hadapi. Tentu nya hal ini akan mengakibatkan kepanikan, strez atau  "GALAU" (lg ngetrend nyah, haha). Padahal kepanikan atau "galau" justru membuat kita semakin sulit berkonsentrasi. Jika konsentrasi buyar, kita menjadi semakin cemas.


Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi demikian? Sebenarnya hal-hal
semacam itu akan lebih mudah diatasi kalau kita memahami cara bekerjanya otak. Kita perlu memiliki ketrampilan mengendalikan Gelombang Otak (Brainwave) yang bisa memudahkan kita menenangkan diri di saat panik.

kenapa kita harus melatih/menurunkankan gelombang otak (brainwave)?

Meditasi adalah tindakan dengan menggunakan teknik, atau serangkaian teknik, untuk rileks dan  menenangkan pikiran secara alami untuk mencapai titik kejelasan, fokus dan kebijaksanaan. Dalam fase masuk pada kondisi meditasi, pikiran menjadi tenang dan kuat, santai, namun fokus, waspada,  menemukan sifat sejati dari sesuatu yang diamati, dan bebas dari pra-konsepsi. 

Dengan memahami posisi Gelombang Otak (Brainwave), kita bisa mengatur mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan setiap hal yang kita lakukan. Untuk mencapai kebahagiaan lewat kendali Gelombang Otak (Brainwave), kita bisa belajar dari anak-anak. Pernahkah Anda memperhatikan anak-anak ketika sedang bermain dengan teman-temannya? Lihatlah betapa mudahnya mereka tertawa bahagia. Meskipun mungkin baru saja saling mencakar dan sama-sama menangis, tapi beberapa menit kemudian mereka seolah sudah melupakan tangisan dan sudah kembali bermain bersama dengan kompaknya.
Hal itu karena anak-anak masih mudah menyetel Gelombang Otak (Brainwave)nya memasuki frekuensi alpha-theta. Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.

Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan ketrampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel Gelombang Otak (Brainwave) yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa, keterampilan memasuki kondisi alpha-theta itu hilang.

Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, Gelombang Otak (Brainwave) turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke Delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.

Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.

Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.

Menariknya lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat?

Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi.

Latihan-latihan itu bisa sangat membantu meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak. Para penyembuh yang menggunakan energi dan tenaga dalam, karena tuntutan pekerjaannya umumnya telah menuai ketrampilan ini secara otomatis.

Selain cara-cara tersebut, otak juga bisa dilatih dengan teknologi Musik Terapi Gelombang Otak (Brainwave). Caranya yaitu dengan melakukan entrainment. Yaitu istilah yang digunakan untuk melatih belahan otak kiri dan otak kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan tingkat kerjasama yang tinggi, umumnya akan membuat orang melihat kehidupan dengan lebih objektif, tanpa ketakutan dan kecemasan.
Selain lebih mudah memasuki kondisi khusuk atau rileks yang dalam, juga memiliki kemampuan memfokuskan konsentrasi yang lebih baik. Selain itu karena kondisinya lebih sinkron dan seirama, otak akan mengeluarkan senyawa kimia penyebab rasa nyaman dan nikmat dalam jumlah besar sehingga terjadi relaksasi secara alami. Nampaknya mereka yang tidak terbiasa dengan latihan-latihan meditasi, yoga, tai chi, dan lainnya cara ini bisa membantu. 

Nah, jadi betapa penting nya jika kita mampu mengendalikan gelombang kita otak kita, masalah yang dihadapi pun dapat kita lalui dengan pikiran tenang tanpa kepanikan dan ke"galau"an (haha :D). Hidup pun terasa bahagia, Mari mencoba :) 


 

1 komentar:

  1. thanks ya gan buat infonya,
    tp ane mo tanya nie, saat qt ada masalah pastinya qt gak bakal inget ttg gelombang yang atu ini, apakah dgn berdiam diri disaat qt sedang menghadapi masalah tersebut termasuk dalam metode ini???

    BalasHapus